Tampilkan postingan dengan label Seksologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Seksologi. Tampilkan semua postingan

1.11.2011

Inikah yang Ditanyakan Anak soal Seks?

Edukasi seks oleh orangtua kepada anak perlu dilakukan bertahap, sekaligus memahami bahwa kebutuhan informasi anak, terutama anak remaja, semakin bertambah setiap hari. Anda tak sekadar membicarakan organ reproduksi perempuan dan laki-laki. Bahkan Anda harus siap menjawab pertanyaan anak seputar hubungan seks.

Kapan sih kita boleh berhubungan seks?
Jangan kaget jika anak remaja Anda sudah menanyakan ini. Pertanyaan ini muncul karena berbagai faktor, di antaranya rasa ingin tahu yang tinggi atau anak merasa kesepian. Jangan lantas gagap menjawab pertanyaan ini. Anda hanya perlu mengingatkan kepada anak remaja bahwa mereka harus menunggu waktu yang tepat. Katakan bahwa seks adalah perilaku yang dilakukan orang dewasa. Berikan penjelasan bahwa sementara waktu, bentuk intimasi dalam hubungan remaja adalah berbincang-bincang, jalan-jalan, atau menjalani hobi bersama. Batasi hingga pegangan tangan, misalnya, jika Anda menganggapnya masih tak keluar dari norma.

11.30.2010

6 Fakta tentang Puting Payudara

Semua orang memilikinya, namun orang bisa terkaget-kaget ketika melihat puting payudara. Aneh, bukan? Semua mamalia memiliki puting, karena hewan betina menggunakannya untuk menyusui anaknya. Hal inilah yang menyebabkan manusia juga merupakan bagian dari mamalia, karena kita juga melahirkan dan menyusui. Jadi, puting payudara bisa merupakan sesuatu yang sangat alami, tetapi juga sangat erotis. Anda ingin tahu fakta-fakta unik tentang puting payudara?

1. Puting adalah area yang erotis, dalam arti sangat sensitif terhadap sentuhan, dan bisa dirangsang secara seksual. Bila pria atau wanita sedang terangsang, hal ini bisa dilihat antara lain dari putingnya yang menegak. Tetapi, puting yang tegak tidak selalu berarti Anda sedang terangsang. Perubahan suhu juga bisa menstimulasi area ini untuk berdiri, terutama jika udara sedang dingin.

11.25.2010

Tak Perlu Malu Berkomunikasi Seksual

B ila kehidupan seksual Anda mulai menurun, jangan buru-buru cari obat kuat. Mungkin komunikasi seksual yang jadi penyebabnya.
Setiap pasangan pasti menginginkan kehidupan seksualnya harmonis. Artinya kehidupan seksual yang memuaskan kedua belah pihak. Dengan demikian, kehidupan seksual tersebut bisa dinikmati bersama oleh suami dan istri.
Nah agar keharmonisan kehidupan seksual dapat terjaga, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan: meliputi faktor fisikdan psikis, yaitu rangsangan seksual, posisi hubungan seksual, fungsi seksual suami-istri dan komunikasi. Dengan demikian banyak faktor yang bisa menjadi penyebab ketidakharmonisan dalam hubungan seksual.

Hubungan Intim Setelah Melahirkan

Boleh, kok, asal dilakukan setelah masa nifas. Tapi jangan lupa, "pemanasan"nya, lo.
Sering terjadi para istri menolak berhubungan intim setelah melahirkan, sekalipun masa nifas sudah berlalu beberapa hari. Alasannya, karena takut sakit. Padahal, seperti dikatakan dr. Boyke Dian Nugraha, Sp.OG, MARS, ketakutan tersebut sebenarnya tak perlu ada. "Sesudah punya bayi, seks tetap bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan, kok," ujarnya. Malah, tingkat kepuasannya bisa lebih tinggi dibanding sebelum melahirkan, "karena semakin didukung oleh pengalaman dan komunikasi di antara suami-istri yang lebih terbuka," lanjut spesialis kebidanan dan kandungan yang berpraktek di 3 rumah sakit swasta ini.

Siapa Sih, Yang Harus Orgasme Duluan?

Sebenarnya, ini tak perlu dipersoalkan, karena yang terpenting, kedua belah pihak bisa saling memuaskan. Namun begitu, pada pasangan yang saling mengerti, umumnya lebih suka bila istri yang mencapai orgasme lebih dulu. "Soalnya, kalau pria orgasme duluan, pasangannya akan sulit 'mengejar'. Untuk memulainya harus dari awal lagi dan butuh waktu lama," terang Dr. Ferryal Loetan, ASC&T, DSRM, MKes. (MMR)
Lagi pula, sambungnya, pria yang penuh pengertian biasanya sudah tahu teknik-teknik khusus yang bisa menghambat ejakulasi agar istrinya mencapai puncak kenikmatan lebih dulu. "Dia bisa memperkirakan berapa lama harus menunggu istrinya siap, kapan waktu yang tepat untuk menyemprotkan spermanya, dan berapa kali dia mau memuaskan istrinya." Sayangnya, tak setiap pria memiliki keahlian semacam ini. Tapi, tak perlu kecil hati, Pak, bila Anda belum memilikinya. Dengan latihan yang relatif sederhana, Anda juga bisa jadi mahir, kok, dalam mengendalikan diri.