11.25.2010

Hubungan Intim Setelah Melahirkan

Boleh, kok, asal dilakukan setelah masa nifas. Tapi jangan lupa, "pemanasan"nya, lo.
Sering terjadi para istri menolak berhubungan intim setelah melahirkan, sekalipun masa nifas sudah berlalu beberapa hari. Alasannya, karena takut sakit. Padahal, seperti dikatakan dr. Boyke Dian Nugraha, Sp.OG, MARS, ketakutan tersebut sebenarnya tak perlu ada. "Sesudah punya bayi, seks tetap bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan, kok," ujarnya. Malah, tingkat kepuasannya bisa lebih tinggi dibanding sebelum melahirkan, "karena semakin didukung oleh pengalaman dan komunikasi di antara suami-istri yang lebih terbuka," lanjut spesialis kebidanan dan kandungan yang berpraktek di 3 rumah sakit swasta ini.


POSISI PRIA DI BELAKANG
Memang, diakui Boyke, pada minggu-minggu pertama setelah melahirkan biasanya dorongan seks akan menurun. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan fisik dan emosi. "Tentunya ibu yang habis melahirkan perlu waktu untuk bugar dan sehat kembali, kan?" ujarnya.
Dari segi fisik, misalnya, proses persalinan normal akan membuat perubahan pada keadaan di sekitar vagina. Saat kepala bayi mengenai vagina, maka jaringan perineum akan robek. Umumnya robekan tersebut tak beraturan, yang kemudian akan dijahit setelah proses persalinan usai. Nah, jahitan ini memerlukan waktu untuk bisa kering kembali seperti semula. Ada yang hanya 6 minggu sudah kering, ada juga sampai beberapa bulan.
Setelah 6 minggu, biasanya hubungan intim sudah boleh dilakukan. "Namun yang kerap terjadi, sesudah masa nifas pun, istri seringkali takut memulai hubungan intim karena takut sakit. Padahal jika luka sudah kering, hubungan intim mulai dapat dilakukan kembali. Asal posisinya saja yang diatur," tutur dokter puskesmas teladan se-propinsi Lampung pada 1985 yang pernah mengikuti kursus dan seminar tentang seks dan kesehatan reproduksi di Bali (1988), Singapura (1989), Ujung Pandang (1992) dan Australia (1996) ini.
Nah, agar istri tak cemas akan rasa sakit tersebut, Boyke menganjurkan agar sebaiknya jangan terburu-buru melakukan hubungan intim dengan posisi missionary atau pria di atas seperti yang umumnya dilakukan. "Posisi yang paling baik adalah dog position atau posisi pria dari belakang," katanya.
Dengan demikian si wanita tak langsung merasa sakit pada saat penetrasi. Begitu pula pada wanita yang melahirkan lewat operasi caesar , posisi pria dari belakang yang paling aman. Sebab, meski tak mengalami perobekan perineum, namun bukan berarti hubungan intim dapat dilakukan begitu persalinan usai. Sebab, terang Boyke, wanita yang dioperasi caesar pun memerlukan waktu untuk mengembalikan kondisi otot-otot perutnya setelah dioperasi. "Para bapak perlu tahu, bedah caesar dibuat di dekat leher rahim dan uterus, sehingga pada saat penetrasi yang dalam, penis bisa menyebabkan rasa sakit di bagian tersebut." Karena itu, pada tahap awal hubungan intim hendaknya dilakukan dengan hati-hati. "Himpitan atau tekanan di bagian perut sebaiknya dihindari. Juga permainan yang keras."
USAI MENYUSUI
Dari segi emosi, hilangnya gairah untuk berhubungan intim disebabkan si ibu terlalu capek mengurus bayi. "Setelah masa nifas usai, biasanya istri cenderung lebih memperhatikan anaknya ketimbang suami. Akibat peran ibu yang terlalu dinikmati ini, maka seringkali istri melupakan kewajiban yang lain, yaitu seks dan mengurus suami," tutur Boyke. Terlebih pada wanita bekerja, sering berpikir bahwa waktu cutinya yang tiga bulan harus benar-benar dimanfaatkan untuk anak. Tak heran bila kemudian waktunya melulu hanya untuk anak sampai suami tak dipikirkan. "Padahal suami, kan, butuh diurus juga.
Akibatnya, suami bisa menganggap kehadiran anak malah jadi mengganggu. Buntutnya, kehidupan seks di dalam rumah tangga pun jadi hancur-hancuran." Sebenarnya, ujar Boyke, di sela-sela kesibukan mengurus bayi, hubungan intim tetap dapat dilakukan. "Carilah waktu di sela-sela si kecil sedang tidur nyenyak." Namun Boyke mengingatkan, jangan marah dan stres jika di saat "permainan" berlangsung si kecil tiba-tiba menangis dan minta perhatian. Keadaan ini harus diterima sebagai suatu kewajaran. Namanya juga punya bayi, tak akan sebebas dulu lagi.
Yang penting, meskipun sibuk dengan urusan anak, jangan sampai kehilangan kesempatan untuk berduaan dengan suami. "Frekuensi memang bisa berkurang, tapi kualitas harus tetap dijaga. Misalnya, kalau bayi sering menangis malam hari, lakukanlah di sore hari. Pada saat bayi tertidur lelap di siang hari, suami di kantor, usahakan agar ibu juga ikut beristirahat karena libido akan muncul kalau kita habis tidur." Boyke juga menyarankan, sebaiknya melakukan hubungan intim sesudah menyusui. Bukankah seks biasanya disertai dengan rangsangan?
Nah, seringkali akibat rangsangan ini, ASI keluar. Kalau dilakukan sesudah menyusui, walaupun payudaranya ditekan-tekan ASI tak akan keluar. Dikhawatirkan, suami akan langsung "loyo" begitu ASI keluar pada saat ia melakukan perangsangan di daerah payudara. "Ada, lo, suami yang begitu. Karena dalam bayangannya, seperti intim dengan ibunya," tukas Boyke.
UBAH PANDANGAN NEGATIF
Rendahnya hasrat seksual juga terjadi karena runtuhnya kepercayaan diri. Bukankah wanita yang habis melahirkan biasanya memiliki pandangan negatif tentang dirinya? Ia merasa dirinya tak segar lagi, tak seksi lagi, menjadi gemuk, kulit kehitam-hitaman, dan menganggap dirinya tak lagi menarik di depan suami.
Nah, pandangan negatif terhadap diri sendiri inilah yang akan mengganggu aktivitas seksual suami-istri. Padahal, ujar Boyke, suami juga sudah maklum, kok, terhadap perubahan-perubahan itu. "Mereka mengerti istrinya baru melahirkan. Bahkan, tak sedikit pula yang malah beranggapan, istrinya justru jadi lebih cantik dan montok sesudah melahirkan." Jadi, tak perlu kalap dan panik karena khawatir tak disukai suami lagi. Lagi pula, di tengah-tengah hubungan intim, bukankah suami pun tak akan sempat memelototi badan kita yang melar? Boyke justru menyarankan, ketimbang cemas memikirkan bentuk tubuh, lebih baik berpikir mendapat berkah. "Bukankah tak setiap perempuan diberi kesempatan menjadi ibu?"
Selain itu, persoalan bentuk badan sebenarnya tak sulit diatasi. Dengan berolah raga secara bertahap dan mengikuti diet yang tak mengganggu produksi ASI, toh, lama-lama bentuk tubuh akan kembali langsing seperti semula. Misalnya, saat si kecil sedang tidur, nah, lakukanlah senam. Harap diingat, bentuk tubuh yang terlalu gemuk juga akan mengurangi gairah seks, lo.
PENTINGNYA "PEMANASAN"
Bagi para bapak, Boyke mengingatkan, jangan mentang-mentang karena sudah "berpuasa" sekian minggu lantas main "tembak langsung" begitu berhubungan dan tergopoh-gopoh melakukannya. "Memang suami sudah kepingin, tapi cobalah untuk saling mengenal tubuh masing-masing dahulu. Lakukan pengenalan secara pelan-pelan dengan cara foreplay , kemudian barulah masuk ke dalam permainan yang sesungguhnya."
Secara psikologis, terang Boyke, setelah melahirkan, istri memang memerlukan permainan pembuka yang lebih panjang. Antara lain karena sebenarnya ia ingin mengalihkan perhatian dari bayinya. Disamping, menyusui menyebabkan berkurangnya hormon estrogen yang mengakibatkan berkurangnya kelembaban di vagina.
Nah, bila hubungan intim dilakukan pada kondisi vagina kering akan menyebabkan rasa sakit dan tak nyaman. "Dengan foreplay yang baik, suami bisa menarik perhatian istri, meskipun awalnya istri menolak. Lama-lama istri pun akan menghangat dan berkonsentrasi lagi. Karena bagaimana pun, masih ada cinta di antara mereka." Selain itu, bisa jadi akibat proses persalinan menyebabkan titik-titik sensitif di vagina berpindah tempat. "Jadi para suami cobalah untuk bereksplorasi lagi. Apakah ada perbedaan antara waktu istri sebelum hamil, saat hamil, dan sesudah melahirkan."
Kemudian, dalam melakukan perangsangan juga tak sama seperti kala istri belum melahirkan. Misalnya, dulu biasanya merangsang istri dengan meremas payudaranya, maka setelah melahirkan hal itu akan terasa sakit bagi istri. Nah, gantilah dengan elusan atau usapan-usapan lembut. "Kalau masih terasa sakit juga, pindah ke bagian lain." Tentunya, istri pun tak boleh ragu untuk mengatakan tentang rabaan atau pijatan seperti apa yang diinginkan. "Kalau suami ragu untuk menyentuh karena takut menyakiti, istri bisa mengajarkan bagian-bagian mana saja yang tak sakit jika disentuh."
BALAS DENDAM
Ada kalanya keengganan istri melakukan hubungan intim setelah melahirkan didasari oleh unsur balas dendam. Misalnya, karena suami tak banyak membantu dalam kesibukan merawat bayi, hanya ia seorang yang jatuh-bangun mengurus si bayi. Tengah malam kala ia harus bolak-balik bangun untuk menyusui ataupun mengganti popok, eh, suami malah enak-enakan mendengkur. Akibatnya, timbullah rasa sakit hati pada istri karena ia merasa tak diperhatikan oleh suaminya.
Akhirnya, timbullah perasaan dendam itu, "Biarin aja, enggak aku kasih!" Sehingga hubungan intim pun tak terjalin lantaran istri sakit hati. Perlu diketahui, perasaan merupakan faktor penting dalam berhubungan intim. Nah, agar hubungan intim sesudah melahirkan terasa lebih fun dan kedua belah pihak dapat menikmati, Boyke minta agar suami sebaiknya mengerti secara emosional tentang kebutuhan - kebutuhan istri setelah melahirkan. "Luangkan waktu lebih banyak untuk istri, dampingilah dia pada saat menyusui atau mengurus bayinya. Tak usah repot-repot ikut mengganti popok bila tak ingin, yang penting mau ikut bangun tengah malam, ikut bantu menggendong, memijati istri kala capek, dan sebagainya."
Pendeknya, bersikaplah mesra pada istri dan tunjukkan perhatian kepada istri maupun si kecil. Dengan demikian, istri akan senang sehingga ia dapat dengan suka hati menjalankan fungsinya dalam memberikan nafkah batin kepada suami. Nah, sudah tahu, kan, Pak-Bu, bagaimana mennyiasati agar tetap mesra sesudah masa nifas berlalu.
Sumber : Tabloid Nova

Tidak ada komentar:

Posting Komentar